Penulis, Engelbertus Edukasi
POJOK NUSANTARA – Opini, Mahasiswa Fakultas Filsafat Agama, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
`Perlu kita ketahui bahwa perkembangan ilmu tidak terlepas dari kemajuan teknologi, begitu pula halnya dengan perkembangan teori evolusi sebagai cabang dari ilmu biologi yang sampai saat ini terus mengalami perkembangan. Walaupun banyak menimbulkan kotraversi, sampai saat ini teori evolusi Darwin dipandang memiliki keunggulan dibanding teori evolusi lainnya, karena Darwin berhasil memperlihatkan data-data empiris terjadinya proses evolusi yang mengarah pada diversitas organisme. Istilah evolusi juga banyak digunakan dalam berbagai disiplin ilmu. Dalam bidang biologis kata evolusi dimaknai sebagai “transformasi biologi” yaitu perkembangan dari suatu organisme yang sederhana kepada organisme yang semakin kompleks. Jadi yang ditekankan disini adalah proses perubahan segala bentuk pengetahuan atau lebih dalamnya segala bentuk kehidupan. Sedangkan dalam ilmu sejarah evolusi biasanya dilawankan dengan istilah revolusi, yaitu perubahan yang tiba-tiba karena tekanan tertentu. Sedangkan evolusi adalah perkembangan kondisi sosial-ekonomi dan bentuk-bentuk organisasi sosial yang lain yang berubah sedikit demi sedikit.
Harus kita ketahui secara dalam, bahwasanya apakah evolusi benar-benar terjadi? Pertanyaan ini mengundang banyak persepsi yang sulit untuk diterima oleh semua golongan. Teori tentang evolusi seringkali menjadi bahan perdebatan sekaligus mengundang penolakan dari berbagai golongan terutama dari golongan agamawan. Alasan penolakan tersebut tidak lain karena dianggap bertentangan dengan dalil yang tercantum dalam Kitab Suci. Muncul dan perkembangan teori evolusi tidak bertujuan untuk membuat manusia meragukan kebenaran Kitab Suci yang diyakini, akan tetapi justru dapat memperkuat keyakinan seseorang terhadapa kebenaran agamanya. Seorang ahli bernama Iskandar (2008) menyatakan bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan agama manapun didunia. Perdebatan yang selama ini terjadi karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teori evolusi pun mengalami perkembangan menurut masanya.
Suatu persoalan serius yang berkaitan dengan masalah evolusi alam adalah apakah pengetahuan ilmiah kita juga mengalami evolusi? Banyak filsuf seperti Pierce yang memandang adanya kecocokan akal budi manusia dan alam, tidak meragukan sedikitpun tentang hal ini. Ia mengatakan bahwa evolusi dan kontinuitas tidak hanya merupakan kenyataan alam, melainkan juga kenyataan pengetahuan itu sendiri. Hal ini disebabkan karena pemikiran manusia selalu mengalami perkembangan. Perkembangan itu terjadi baik dalam pikiran seorang ilmuwan maupun dalam pikiran komunitas ilmuwan. Setiap ilmuwan selalu tumbuh dan berkembang selama penelitiaanya berkembang. Ia juga akan mewariskan pengetahuannya kepada generasi-generasi berikut. Begitu juga hasil penelitian dari generasi terdahulu didiskusikan dan diteruskan kepada generasi berikutnya.
Charles Darwin memaknai evolusi sebagai perkembangan atau dinamika intrinsik yang berakar sama untuk semua jenis organisme, betapapun bervariasi bentuk dan kompleksitasnya. Proses evolusi itu tidak diarahkan oleh suatu teologi melainkan terutama oleh proses seleksi natural. Proses seleksi natural tidak hanyta menyukseskan adaptasi, tetapi juga memajukan organisme dengan mendorong kearah spesialisasi fungsi. Spesialisasi itu sekaligus berarti diversifikasi bentuk-bentuk. Embrio pemikiran tentang evolusi sebenarnya sudah muncul sejak Yunani Kuno, seperti pada pemikiran Anaximander pada awal abad ke-6 SM. Pemikiran evolusi Anaximander dikenal dengan “evolusi organik”, intinya adalah bahwa kenyataan sebagai hal yang berwatak tidak menentu dan tidak terbatas.
Pada masa evolusi moderen seperti saat ini telah banyak sarana-sarana serta konsep-konsep yang menunjang kemajuan teori evolusi. Kemajuan dibidang genetika, biokimia dan molekuler turut menyumbangkan konsep-konsep yang mendoron pada perkembangan evolusi. Perkembangan teknologi komputer dan imformatika berhasil menuntun sains untuk melacak bukti-bukti empiris tentang kehidupan masa lampau sehingga terjadi evolusi tidak diragukan lagi pertanggungjawabannya secara ilmiah. Sebagai cabang ilmu biologi kajian evolusi terfokus pada perubahan struktur organisme yang terjadi secara berangsur menuju kesesuaian fungsi dengan waktu dan tempat hidupnya. Bertolak dari batasan tersebut banyak muncul anggapan bahwa evolusi hanya terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama.
Selain pemikiran, metode ilmu pengetahuan juga mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Metode ilmu pengetahuan yang kita temukan dewasa ini juga merupakan hasil dari uasaha yang panjang dari ilmu pengetahuan. Pendahulu kita dibidang ilmu pengetahuan membentuk sejarah yang panjang dari metode ilmu pengetahuan yang selalu diperbaiki, dikritik dan dipertahankan.maka berbeda dari pandangan awam, ilmuwan melihat pengetahuan sebagai proses, suatu penelitian hidup tiada henti. Proposisi-proposisi ilmiah yang diterima pada suatu waktu tertentu tidak lebih dari suatu demi-cadence dalam simfoni kebenaran. Temuan-temuan ilmiah yang dicapai ilmuwan hanya merupakan suatu prestasi. Di balik semua terdapat begitu banyak hal yang belum diketahui yang mengundang perhatiannya. Maka para ilmuwan tidak pernah berhenti dalam proses penelitian ilmiah, mereka terus berjanji pada dirinya untuk tidak merintangi upaya penyelidikan, terutama dalam menunjang perkembangan ilmu pengetahuan manusia dalam hidup ini. Teori evolusi Darwin membantu dalam menerangkan pemikiran mengenai evolusi yang terjadi di dunia saat ini dan merupakan tonggak berkembangnya berbagai disiplin ilmu melalui inferensi berdasarkan bukti empiris. Teori evolusi Darwin ditunjang dengan berbagai bukti empiris dan diperkuat dengan teori lain sehingga mengukuhkan teori Darwin sebagai teori evolusi yang diyakini dan mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan manusia hingga saat ini.(Tim/PN)