Bangunan Gedung PAUD
POJOK NUSANTARA – Kefamenanu,Pembangunan gedung PAUD di Desa Hauteas Barat, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi NTT, terkesan mubazir dan sia-sia. Pasalnya, sejak dibangun dari tahun 2018 lalu, hingga kini fasilitas pendidikan anak usia dini itu belum juga diselesaikan.
Padahal digunakan anggaran tahun 2018 tapi entah mengapa, sampai saat ini pembangunannya mandek.
Seorang warga, sebut saja RM. Melalui medsos, Pada hari rabu, (17/3/2021).
” Kami sebagai masyarakat menilai pembangunan ini sangat krusial bagi anak-anak yang ingin melakukan proses pembelajaran, dimana selama beberapa tahun mereka tidak pernah menikmatinya di gedung yang dipikirkan akan selesai dan bisa di tempati,”Ujarnya.
Harapan Kami sebagai masyarakat, yakni; Pemerintah Daerah segera mengaudit masalah ini,sehingga adanya Transparansi dari Lembaga pemerintah desa untuk Mempertanggung jawabkan masalah ini.
Kami meminta pemerintah daerah untuk memeriksa kepala desa dan pendamping desa setempat. Masyarakat hanya ingin anak – anak dapat belajar pada tempat yang sesuai atau layak.Meminta pemerintah Desa agar mempertanggung jawabkan masalah keuangan dari tahun 2016 – 2020.
” Semoga semua masalah yang ada di dalam lingkup desa Hauteas barat secepatnya di selesaikan, sehingga hal ini menjadi tanggung jawab bersama,”Harapnya
Sementara itu,MF. Yang juga merupakan salah satu warga sekaligus mantan BPD Desa Hauteas Barat, via telpon seluler, kamis (18/3/2021), menjelaskan hal yang sama bahwa betul pembangunan Gedung PAUD itu dibangun sejak tahun 2018, tetapi sampai sekarang tidak pernah diselesaikan.
“Tidak pernah ditempel papan informasi juga terkait besaran dana demi pembangunan PAUD tersebut.Jadi waktu itu Musdes juga hanya ada perencanaan, tidak terbuka terkait dana, Kepala Desa ambil alih semuanya.” Ungkapnya.
Lebih lanjut beliau menyampaikan bangunan tersebut, pertama dikerjakan oleh kontraktor dan ada salah satu tukang yang juga salah satu warga, dengan berjalannya pembangunan, pengadaan bahan sering mandek hingga memasuki tahun 2019, karena kontraktor juga merasa rugi dengan rentan waktu yang lama akhirnya menghentikan pekerjaan sekitar bulan mei tahun 2019 dan kembalikan ke Pemerintah Desa.
Kepala Desa saat di coba konfirmasi oleh wartawan via telpon seluler sejak siang hari, kamis, (18/3/2021) hingga berita ini di publish juga belum bisa dapatkan konfirmasi kadesnya. (Fisel/PN)